Perkembangan saat ini di pembeli minyak sawit seperti negara-negara Eropa dan Amerika menginginkan Ketertelusuran (traceability). Pembeli minyak sawit dari negara-negara ini pada umumnya didorong oleh masyarakatnya sendiri sebagai konsumen yang memiliki kesadaran akan isu sosial, lingkungan termasuk isu hak asasi manusia. Melalui traceability biasanya pembeli minyak sawit di Eropa dan Amerika ingin mengetahui dari mana sawit berasal, bagaimana sawit diproduksi baik itu di perusahaan maupun dipetani.
Untuk memenuhI ini, perusahaan-perusahaan kemudian baik pembeli minyak sawit atupun produsen minyak sawit (memiliki kebun dan pabrik) seperti Golden Agri, Unilever, Cargill, Wilmar, Neste Oil, Johnson & Johnson, Ferrero, Pepsi, Musimas, Asian Agri, Astra Agro Lestari, Gawi, Agro Andalan, dan lainya berkomitmen untuk mengambangkan traceability pada semua rantai produksinya dengan pendekatan yang berbeda-beda, serta termasuk berkomitmen menerapkan sampai pada sertifikasi berkelanjutan seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Melalui komitmen ini perusahaan-perusahan tersebut ingin mengetahui asal bahan baku melalui pencatatan seperti titik koordinat lokasi kebun taermasuk lokasi pabrik, darimana saja asal bahan baku apakah dari petani langsung atau dari tengkulak, termasuk mengetahui status legalitasnya, saat ini bahkan dipetani sawit swadaya pun dituntut untuk melakukan traceability dari beberapa perusahaan pembeli sawit petani, ini dan tentunya ini sangat sulit dan memberatkan bagi petani.