Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) terus melakukan inovasi untuk mendukung petani sawit anggota dalam implementasi pembangunan sawit berkelanjutan di indonesia khususnya tingkat petani sawit rakyat. Salah satu yang coba di lakukan yaitu mendorong anggotanya untuk memanfaatkan pupuk organik dalam budidaya perkebunan sawit dan komoditas lainya. Dalam pemanfaatan pupuk organik tersebut SPKS melatih anggotanya untuk membuat pupuk organik salah satunya di lakukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi pada hari minggu 21 November 2021.
Ketua SPKS Tanjung Jabung Barat menjelaskan pembutan pupuk organik ini di lakukan di Desa Tanjung Bananak Kec. Merlung bekerjasama dengan Koperasi KSP Mandiri yang juga koperasi dampingan dari SPKS. Pelatihan ini di adakan agar sebisa mungkin petani sawit dapat meminimalisir pengunaan pupuk kimia di kebun dan kami lihat saat ini pupuk kimia sangat mahal dan bahkan sangat sulit untuk di dapatkan di pasaran. Melalui pelatihan ini petani sawit akan di ajarkan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan bahan-bahan sekitar petani yang bisa di jadikan bahan pupuk organik seperti kotoran ternak sapi dan kambing yang belum di manfatkan dengan baik.
Sementara itu manajer Koperasi KSP Vincen Haryono mengatakan kegiatan ini bagian dari upaya koperasi untuk melakukan trafser pengetahuan melalui program dari koperasi. Kami melihat peluang untuk pembuatan pupuk organik ini sangat bagus karena bahan-bahan tersedia di desa banyak peternakan sapi dan kambing yang bisa di jadikan bahan untuk pembutan pupuk organik, selain itu sekarang ada program peremajaan sawit rakyat (PSR) dan lahan-lahan PSR tadi dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan tanaman tumpang sari misalnya jagung dan buah-buahan.
“disini kita lihat petaninya sangat membutuhkan pupuk dengan jumlah yang banyak kita dorong petaninya agar sebagian bisa mengunakan pupuk organik agar bisa menekan pengeluaran pada pupuk tadi”.
Ketua SPKS Tanjabar menambahkan selain melatih langsung petani dengan cara-cara dan metode pembuatan pupuk organik juga di buat satu demplot bersama sebagai tempat pembelajaran. Kegiatan ini juga bagian dari Kerjasama SPKS dengan Yayasan Inobu untuk mendorong petani sawit bisa melakukan mitigasi perubahan iklim dengan memanfaatkan pengetahuan local seperti pembuatan pengunaan pupuk organik tersebut.