SERIKAT Petani Kelapa Sawit (SPKS) membantah pernyataan Dadan Kusdiana selaku Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM yang menyatakan bahwa jumlah petani yang terlibat dalam program mandatori biodiesel di on farm sekitar 1.198.766 petani dan pada off farm sekitar 9.046 orang pada tahun 2020. "Saat ini petani sawit terutama petani swadaya belum terlibat dalam program biodiesel B30. Bahan baku program biodiesel saat ini berasal dari kebun-kebun perusahaan sendiri bukan dari kebun-kebun petani swadaya, tidak ada satupun kelembagan tani saat ini yang mensuplai bahan baku kepada perusahan-perusahaan yang memproduksi biodiesel B30 tersebut, padahal banyak petani swadaya disekitar perusahan-perusahaan ini. Petani-petani swadaya ini justru menjual buahnya kepada tengkulak, lodingram, yang menyebabkan harga sangat rendah diterima oleh petani, artinya ini program biodiesel ini belum mampu mensejahterakan petani sawit, " ungkap Sekjen SPKS Nasional Mansuetus Darto, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/12)
Darto menambahkan, yang diminta petani saat ini adalah program biodiesel ini harus dievaluasi dulu karena belum ada keterlibatan petani sawit dan peningkatan kesejahteraan petani sawit dari program ini. Setelah itu pemerintah melalui Kementerian ESDM harus segera membuat aturan yang mewajibkan perusahaan-perusahaan yang memproduksi biodiesel membeli bahan baku dari kebun-kebun petani sawit, terutama sawit swadaya melalui kemitraan dengan koperasi-koperasi milik petani. “Memang saat ini petani swadaya banyak yang tidak memiliki kelembagaan koperasi tetapi ini harus menjadi tangung jawab perusahaan-perusaan tersebut mulai melakukan pendampingan kepada petani sawit membangun koperasi dan melatih petani sawit. ini harusnya wajib dilakukan karena perusahaan-perusaan biodiesel ini mendapatkan subsidi yang besar dari dana sawit yang sudah dikumpulkan oleh Badan Pengelola Perkebunan Sawit (BPDPKS), " papar Darto. Lebih lanjut ia mengatakan, jumlah dana sawit yang dikumpulkan oleh BPDPKS sejak tahun 2015-2019 senilai Rp47, 28 triliun, di mana alokasi untuk subsidi program biodiesel paling mayoritas dari tahun 2015 hingga 2019 sangat besar berjumlah Rp30,2 T atau 89,86% dari total dana sawit dan terus naik setiap tahun. Sementara yang disalurkan untuk petani melalui program peremajaan sawit rakyat hanya petani Rp4,5 triliun sampai dengan saat ini. (OL-13)