Bangka–Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Bangka, turun lagi. Saat ini di tingkat pedagang pengumpul, harga TBS dipatok oleh pedagang pengumpul, rata-rata Rp 1.050 hingga Rp 1.100 perkg.
Bnyai (38), petani kebun kelapa sawit di Dusun Tutut Desa Penyamun Kecamatan Pemali Bangka, ditemui Bangka Pos di kebunnya, Selasa (30/4/2019) mengakui, adanya informasi penurunan harga TBS di kalangan petani mandiri atau petani lokal. Kabar penurunan harga TBS membuat ia dan juga petani mandiri lainnya, mulai resah.
“Dua Minggu lalu kami masih dapat harga sekitar Rp 1.150 perkg TBS. Dipotong upah petik Rp 100 perkg, maka kami masih terima harga bersih Rp 1.050 per kg. Tapi beberapa hari terakhir, kabarnya harga TBS turun lagi,” kata Bnyai, saat memberikan keterangan pada Bangka Pos didampingi mertua tercinta, Rahmadi (60).
Diakuinya, saat ini kondisi kebun belum memasuki masa panen raya. Kebun petani mandiri masih berada pada siklus trek atau masa pembungaan dan masa pembesaran buah.
Dikhawatir saat panen raya beberapa bulan ke depan, harga akan semakin anjlok, seperti Tahun 2018 lalu hingga Rp 500-Rp 600 perkg TBS di tingkat petani mandiri atau harga pedagang pengumpul.
Sementara itu pedagang pengumpul TBS di Desa Sempan Kecamatan Pemali Bangka, Elvi alias Evi (45), Selasa (30/4/2019) mengatakan, harga TBS di kalangan petani mandiri atau petani lokal awalnya, dua pekan lalu hanya mereka beli pada harga kisaran Rp 1.150 perkg, belum termasuk potongan upah petik.
Baca Juga : Petani Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Keluhkan Rendahnya Harga Sawit
“Kalau dua Minggu lalu kami mampu beli TBS di kebun petani (mandiri) pada kisaran harga Rp 1.150 perkg (tidak termasuk upah petik). Tapi sekarang kita hanya mampu beli TBS petani di kebun, pada kisaran harga Rp 1.050, atau turun Rp 100 perkg dibanding dua Minggu lalu,” kata Evi menyebut penurunan harga TBS dipengaruhi turunnya harga minyak mentah atau minyak kasar kelapa sawit, crude palm oil (CPO) dunia.
Artinya setelah ada penurunan harga, petani sawit saat ini hanya bisa mendapat harga bersih Rp 900 hingga Rp 950 perkg TBS, setelah dipotong upah petik Rp 100 hingga Rp Rp 150 kg per TBS. Sedangkan harga di berbagai pabrik CPO di Kabupaten Bangka, cukup bervariatif, di atas harga pedagang pengumpul. Petani tak mampu jual langsung ke pabrik CPO karena terbentur kendala, antara lain jumlah tonase panen yang terbatas dan tak punya transportasi angkutan.
Sumber : bangka.tribunnews.com