JAKARTA – Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang paling akan dicari setelah energi fosil itu habis. Karena sawitlah energi yang terbarukan. Untuk melindungi kelapa sawit sangatlah penting karena kita sama dengan menjaga hutan kita. Sawit juga merupakan penyumbang devisa yang cukup besar untuk indonesia. “Perkebunan memberikan peranan penting yang luar biasa dan dampak yang begitu besar terhadap perekonomian negara dan penyerapan tenaga kerja. Ada 3 komoditas yang wajib terintegrasi yaitu sawit, teh dan tebu, hal tersebut dilakukan sebagai upaya negara melindungi petani yaitu dengan mengintegrasi kebunnya. Diharapkan para petani dapat bermitra dengan industri. Selain itu jug melakukan pendataan kepada semua petani kelapa sawit di Indonesia supaya data kelapa sawit terdata dengan baik. Kita semua sedang bergerak memperbaiki tata kelola kelapa sawit. Bersama pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan terhadap para petani supaya produktivitasnya meningkat,” kata Dirjen Perkebunan pada Diskusi Nasional Definisi dan Karakteristik Petani Swadaya Kelapa Sawit dalam menuju kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia di Sari Pan Pasific (08/02/2018).
Dirjen Perkebunan menjadi Narsum pada diskusi nasional yang dilaksanakan oleh SPKS (Serikat Petani Kelapa Sawit) bekerjasama dengan WinRock Intl dan USAID. “Tantangan bagi petani sawit saat ini adalah peningkatan produktivitas tanaman, penguatan kelembagaan dan efisiensi usaha taninya. Sesuai ketentuan perundangan dan sifat karakteristik sawit yang setelah panen harus segera diolah, petani bermitra dengan industri pabrik kelapa sawit. Pemerintah daerah perlu mengatur dengan jelas kemitraan petani dengan perusahaan di wilayahnya sehingga sumber bahan baku menjadi suatu kepastian tidak timbul perebutan diantara industri sawit di wilayah tersebut. 2018, target peremajaan sawit rakyat 185 ribu ha dan Ditjenbun mengajak seluruh petani sawit utk berpartisipasi memanfaatkan peluang ini,” katanya.
Sumber : http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-510-kementan–2018-target-peremajaan-sawit-rakyat-185-ribu-ha.html