KUALASIMPANG - Harga TBS sawit di Aceh Tamiang terus melonjak hingga menembus level tertinggi Rp 2.800 per kilogram.
Namun melambungnya harga ini belum diimbangi meningkatnya pendapatan petani karena biaya perawatan juga ikut naik.
Safrizal (32), petani muda yang mengelola lahan 1,5 hektare di Dusun Tualangniat, Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang mengaku harus mengeluarkan ongkos perawatan Rp 1,5 juta per tiga bulan.
Sebelumnya kata dia, biaya perawatan ini tidak pernah melewati Rp 1 juta.
“Ini akibat pupuk dan racun mahal,” kata Safrizal, Jumat (5/11/2021).
Ijal, sapaannya merinci harga pupuk yang biasanya berkisar Rp 450 ribu per zak melonjak menjadi Rp 600 ribu.
Harga racun pun disebutnya juga mengalami kenaikan signifikan karena yang sebelumnya Rp 60 ribu per liter sudah mulai menembus Rp 100 ribu.
Dia mengatakan petani di Kampung Selamat tidak bisa berharap terhadap pupuk subsidi yang harganya jauh lebih murah.
Sebab kata dia, pupuk subsidi sudah tidak pernah ditemukan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
“Paling dekat ke Seumadam, itupun jumlahnya sedikit,” ungkapnya.
Safrizal berharap Dinas Pertanian, Pekerbunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang melakukan terobosan untuk mengatasi lonjakan harga pupuk sekaligus mengatasi hilangnuya pupuk subsidi.
“Selama harga pupuk dan racun tidak diatasi, kami yang punya lahan kecil ini tidak akan bisa menikmati melambungnya harga TBS. Sama saja hasilnya,” kata Safrizal. (*)
Sumber: https://aceh.tribunnews.com/2021/11/05/harga-tbs-sawit-melonjak-petani-di-aceh-tamiang-keluhkan-pupuk-subsidi-menghilang