Sengeti- Harga buah kelapa sawit di Kabupaten Muarojambi turun. Saat ini harga sawit ditengkulak berkisar Rp 1.000-1.100 per kg.
Gio, Warga Desa Bahar Utara mengatakan, bahwa harga buah sawit di beberapa kecamatan di Bahar turun. Tidak hanya itu, hasil panen buah sawit juga mengalami penurunan.
“Untuk harga saat ini jauh turunnya. Di warga itu udah diambil sekitar Rp 1.000 – Rp 1.100 itu. Sekarang musim trek juga, biasanya satu hektare sekali panen itu dapat 2,5 ton sekarang paling banyak itu 1 ton, itupun nyarinya susah,” jelasnya.
Gio menjelaskan bahwa turunnya harga buah sawit terjadi sekitar dua minggu belakangan ini. Ia mengatakan bahwa sebelumnya harga yang diambil oleh toke ke warga sekitar Rp 1.280 per kilo gram.
“Kemarin itu diambil Rp 1.280 per kilo. Sekarang udah turun lagi, bulan-bulan lalu kan sampai Rp 500 per kilonya, artinya kan naik. Alhamdulillah kemarin itu, eh sekarang malah turun lagi, pas puaso kek gini pulak nak dekat lebaran,” sebutnya.
Ia menjelaskan bahwa kondisi harga sawit saat ini membuatnya harus berfikir keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga terutama mendekati lebaran. Jika nanti harga sawit tidak juga naik, Ia harus berhutang ke toke untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
“Ya kalo masih kek gini paling kita minjam uang ke toke. Mau dak mau lah lagi,” katanya.
Sementara itu, Ia berharap agar harga buah sawit bisa naik lagi. Bahkan Ia sangat berharap, agar harga buah sawit bisa seperti dulu yang tembus mencapai harga Rp 2.000 per kilonya.
“Harapannya kalau bisa harus naik lagi, dulu kan pernah mencapai Rp 2.000 per kilo. Itu baru sesuai dengan harga sembako yang sekarang. Jangan sampai harga sawit hancur lagi kek dulu sampai Rp 500,” katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh M. Taufik petani sawit di Desa Senaung, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muarojambi. Ia mengatakan bahwa saat ini harga sawit ditengkulak hanya Rp 950 rupiah. Namun ia mengaku hanya bisa pasrah.
“Ya kami mau kek mana lagi, masyarakat ini pasti maunya harga naik atau setidaknya stabil. Pemerintah lah yang punya kewenangan bagaimana membuat harga stabil,” pungkasnya
Sumber : http://jambi.tribunnews.com