SPKS Harga Pupuk Non Subsidi Melambung, Petani Sawit Kesulitan Merawat Kebun>
Nasional

Harga Pupuk Non Subsidi Melambung, Petani Sawit Kesulitan Merawat Kebun

Walaupun harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit cukup bagus dan menggembirakan petani sawit dalam beberapa bulan terakhir, namun harga pupuk non subsidi kian melambung Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Perjuangan Kota Subulussalam menyebutkan bahwa kenaikan pupuk non subsidi rata-rata mencapai 30 sampai 40 persen. Akibatnya petani kesulitan memenuhi biaya perawatan kebun. Apalagi kenaikan TBS terjadi di saat produksi buah menurun (trek). "Pemerintah harus mengendalikan harga pupuk non subsidi agar tidak melambung tinggi seperti yang terjadi saat ini," ujar Subangun Berutu kepada AJNN, Kamis (7/10/2021).

Menurut Subangun, kenaikan pupuk non subsidi mencapai 40 persen dari harga sebelumnya, menyebabkan kebun petani tidak bisa merawat kebunnya secara maksimal, sehingga tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi TBS kelapa sawit.

 

Saat ini menurut Subangun, produksi TBS untuk empat pabrik yang beroperasi di Kota Subulussalam saat ini rata-rata sekitar 1.200 ton per hari. Sedangkan saat panen puncak program buah bisa menembus 2.000 ton per hari untuk kebutuhan empat PMKS di Bumi Sada Kata itu. Sedangkan harga TBS  saat ini mencapai Rp 2.390 per kilogram di pabrik dan Rp 2.100 di tingkat petani.

 

"Memang benar harga TBS terus mengalami kenaikan, tapi kita harus antisipasi bersama kenaikan pupuk. Ini harus dikendalikan oleh pemerintah agar kenaikannya stabil," kata Subangun . Subangun mengungkapkan bahwa saat ini, harga pupuk urea satu sak isi 50 kilogram sebelumnya Rp 320.000 menjadi Rp 370.000 per sak. Selanjutnya pupuk TSP isi 50 kilogram sebelumnya Rp 420.000, kini naik menjadi Rp 520.000 per sak. "Harusnya kenaikan harga pupuk stabil tidak melambung seperti sekarang ini karena sangat memberatkan petani kelapa sawit," ujarnya. Pria yang juga Wakil Ketua Apkasindo Perjuangan Provinsi Aceh ini menyebutkan tren pergerakan TBS diperkirakan akan terus bergerak naik disebabkan beberapa faktor. Pertama terkait program pemerintah realisasi terhadap pengembangan produksi bahan bakar biodiesel melalui skema program mandatori B30. "Selain itu, produksi buah yang sedang menurun juga menjadi penyebab kenaikan harga TBS, di samping persaingan harga antar pabrik menyusul lahirnya PMKS baru di wilayah Barat Selatan Aceh," ungkap Subangun. Saat ini kata Subangun, PMKS di wilayah Barat Selatan Aceh terus berpacu menaikkan harga TBS kelapa sawit, misalnya di Aceh Singkil,  harga TBS di PT. SSM Rp 2.325 per kilogram, PT. PLB2 Rp 2.340, PT. RPP  Rp 2.400, PT. Ensem Rp 2.340, PT. PLB1 Rp 2.340, PT. DM Rp 2.390 dan PT. Nafasindo Rp 2.300. PT. RPP menawarkan angka tertinggi harga TBS mencapai Rp 2.400 per kilogram.

Sumber: https://www.ajnn.net/news/harga-pupuk-non-subsidi-melambung-petani-sawit-kesulitan-merawat-kebun/index.html

Sumber :

Perkembangan Harga TBS

Berita Harga TBS

Agenda

Agenda Lainnya

Link Terkait

Cerita Petani
Selengkapnya