Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, berupaya meningkatkan produksi hasil perkebunan kelapa sawit, agar perekonomian para petani di wilayah setempat lebih meningkat.
Kepala Dinas Pertanian Ogan Komering Ulu (OKU), Joni Saihu, mengatakan, bahwa kelapa sawit merupakan komoditi unggulan kedua setelah karet yang ada di Kabupaten OKU, dengan luas lahan tanam mencapai 36.322,55 hektare.
“Luas lahan tanam ini terdiri atas Perkebunan Kelapa Sawit milik perusahaan besar seluas 16.027,34 hektare, kebun plasma 18.794 hektare dan swadaya masyarakat seluas 1.500 hektare,” katanya, Kamis (18/4/2019).
Hanya saja, kata dia, permasalahan yang dihadapi saat ini adalah rendahnya produktivitas yang Idealnya dihasilkan dari luas lahan tanaman kelapa sawit tersebut, seharusnya mencapai 20 ton sampai dengan 30 ton Tandan Buah Segar (TBS) per hektare per tahun.
“Namun, kenyataannya saat ini produksi kebun kelapa sawit rakyat produktivitasnya sangat rendah. Bahkan ada yang kurang dari 10 ton TBS, dalam setiap hektare yang dihasilkan selama satu tahun,” katanya.
Menurut dia, hal tersebut selain disebabkan tanaman kelapa sawit sudah berumur lebih dari 25 tahun, pengelolaan kebun juga dinilai tidak intensif dan bibit yang ditanam tidak bersertifikat atau ilegitim.
“Untuk itu, kami menggelar Sosialisasi Peremajaan Kelapa Sawit Perkebunan, sekaligus dalam rangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan melibatkan sejumlah petani kebun di OKU,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kegiatan yang digelar belum lama ini tersebut, bertujuan untuk membangun kesiapan para petani dalam melaksanakan peremajaan kelapa sawit, agar hasil produksi yang dihasilkan nantinya berlimpah.
“Petani kebun tergabung dalam kelembagaan pekebunan yang memenuhi syarat, juga dapat diberi bantuan dana hibah untuk peremajaan kelapa sawit sebesar Rp25 juta per hektare,” jelasnya.
Dia berharap, melalui program pemerintah ini dapat meningkatkan produksi kelapa sawit, guna mensejahterakan hidup para petani kebun di Kabupaten OKU.