InfoSAWIT, JAKARTA - Diungkapkan Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan, Jika mandatori campuran biodiesel sawit dinaikan menjadi 30% ke minyak solar (B30), prediksi Aprobi akan menyerap 9,6 juta Kl atau setara 60 juta barrel atau 77 hari hasil minyak. Dengan tingkat pengurangan karbon ekuivalen 25 juta Ton CO2 eq.
Namun demikian target mandatori B30 di 2020 saat ini menghadapi kendala, dengan adanya pandemi Covid-19 telah menurunkan aktivitas masyarakat dan memperlambat serapan biodiesel sawit. Dari catatan Aprobi, produksi biodiesel pada April tercatat menurun menjadi 841 ribu Kl, atau melorot sekitar 8% dibanding produksi biodiesel sawit pada Maret yang mampu mencapai 910 ribu Kl. Demikian juga serapan biodiesel sawit untuk domestik tercatat menurun menjadi 643 ribu Kl, atau surut sekitar 22% dibanding serapan pada Maret yang mampu sebanyak 784 ribu Kl.
Dikatakan Paulus, berdasarkan pengamatannya penerapan program biodiesel sawit selama ini dianggap mampu menjaga harga minyak sawit mentah (CPO) tidak merosot lebih dalam. Alasannya dilihat dari pergerakan harga CPO global yang pada akhir 2019 lalu cenderung meningkat.
Namun demikian anggapan tersebut langsung ditanggapi petani, Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto menilai, ada kesalahan anggapan bila program mandatori mampu menyelamatkan harga TBS sawit ditingkat petani, lantaran selama ini harga TBS sawit berpatokan pada harga CPO global yang tetap berfluktuatif.
Bahkan merujuk data pergerakan harga TBS Sawit petani menunjukkan tetap berfluktuasi sebelum dan sesudah adanya kebijakan mandatori biodiesel. Dengan demikian menunjukkan bahwa mandatori biodiesel belum bisa memberikan dampak bagi peningkatan harga TBS Sawit petani. “Alasan penerapan program B30 untuk stabilisasi harga CPO, mestinya berdampak pada peningkatan harga TBS Sawit petani, tetapi nyatanya tidak,” katanya.
Darto menganggap, masalah penurunan harga CPO itu terletak dari produksi CPO yang terus melonjak setiap tahunnya, bila pihak Indonesia tidak bisa menjaga produksi maka stok CPO akan terus menggunung, sementara pasar ekspor mengalami pertumbuhan yang lamban. “Penerapan mandatori B30 akan bisa menstabilkan harga CPO, hanya saja dengan catatan tidak ada over suplai produksi CPO di Indonesia,” katanya.