Siaran Pers

Koperasi Karya Desa Mandiri Kabupaten Labura Dapat Sertifikasi RSPO

Jakarta 26 November 2024 – Koperasi Karya Desa Mandiri mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), penyerahan sertifikasi RSPO ini di serahkan langsung oleh CEO RSPO kepada Ketua Koperasi Produsen Karya Desa Mandiri Surya Bakti Situmorang di Bangkok, Thailand pada tanggal 10 November 2024.

Surya Bakti Situmorang sebagai Ketua Koperasi menjelaskan bahwa anggota Koperasi yang tersertifikasi RSPO sebanyak 160 petani dengan luasan 217 hektar, berlokasi desa simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura, Provinsi Sumatera Utara. Tentunya Koperasi juga berterima kasih kepada Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) yang telah mendampingi koperasi selama ini sampai menerima sertifikasi RSPO, karena untuk mendapatkan sertifikasi tentunya butuh pendamping dan anggaran untuk melakukan pemetaan kebun anggota, program-program pelatihan petani, pengurusan SDTB dan SPPl, sampai pada biaya audit sertifikasi yang tentunya itu sangat mahal bagi petani.

Surya Bakti Situmorang menegaskan bahwa pilihan mereka untuk masuk dalam sertifikasi sawit berkelanjutan merupakan bagian dari komitmen kami untuk menerapkan standar kaingin pasar dan kami ingin menunjukan bahwa petani bisa memproduksi sawit secara berkelanjutan. Kami berkomitmen setelah sertifikasi RSPO maka kami akan melaksanakan sertifikasi ISPO Dimana pendampinganya sudah mulai dilakukan terutama ada dukungan dari pemerintah daerah Kabupaten Labura. Sertifikasi ISPO itu mesti dilakukan karena sudah menjadi wajib bagi petani sesuai dengan peraturan dan kami berharap ada dukungan pendanaan dari pemerintah untuk sertifikasi ISPO termasuk dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS).

Kami berharap berharap dengan kami tersertifikasi RSPO maupun ISPO nantinya kami bisa mendapatkan kemudahan akses pasar dan juga akses dukungan dari pemerintah terutama program sarpras dari BPDPKS dan Dirjenbun.

Sementara itu Sabarudin Ketua Umum SPKS menjelaskan bahwa sampai saat ini telah ada 12 koperasi di bawah SPKS yang menerapkan sertifikasi ISPO dan RSPO dengan total jumlah petani 2.800 petani, dengan luas lahan sekitar 4.500 hektare.

"Ini menunjukkan bahwa petani sawit memiliki komitmen kuat memproduksi sawit berkelanjutan sesuai dengan yang diinginkan atau dituntut oleh pasar global," kata Sabarudin.

 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa jangan lagi ada anggapan petani sawit tidak bisa memproduksi sawit berkelanjutan sesuai dengan permintaan global.

 

"Bahwa tidak hanya perusahaan yang mampu melakukan produksi sawit berkelanjutan. Bahwa kami ingin sampaikan petani sawit selain menerapkan sertifikasi juga melakukan konservasi hutan dengan melakukan perlindungan hutan sekitar kebun yang dikelola. Hal ini ditunjukkan oleh petani sawit di Kalimantan barat anggota dari SPKS," ujarnya.

Sabarudin juga mengakui untuk menerapkan standar sawit berkelanjutan butuh biaya yang besar. Sementara, dukungan dari perusahaan-perusahaan besar yang selama ini mendapatkan keuntungan besar dalam industri sawit nasional itu sangat minim.

Terutama, kata dia lagi, perusahaan-perusahaan yang selama ini berkomitmen pada keberlanjutan, termasuk perusahaan anggota RSPO sangat minim memberikan dukungan kepada petani sawit swadaya kecil.

"Sementara, untuk dukungan pemerintah juga belum maksimal. Kita mengharapkan dukungan dari perusahaan dan pemerintah kepada petani sawit agar lebih banyak lagi petani yang mengelola sawit sesuai dengan standar pasar global," ujar Sabarudin.

Untuk itu, ia mengatakan SPKS berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam percepatan sertifikasi ISPO.

"Semua koperasi SPKS akan disertifikasi dengan ISPO. Kami melihat ISPO juga akan menjadi kunci untuk perbaikan pada produktivitas sawit nasional, selain pada perbaikan tata kelola sawit itu sendiri," kata dia pula.

 

Tentang SPKS

Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) merupakan salah satu organisasi petani kelapa sawit di Indonesia yang didirikan pada tahun 2006. SPKS mempunyai anggota petani sebanyak 76.700 orang yang tersebar di 10 provinsi, 21 kabupaten di 419 desa. SPKS fokus mendukung perbaikan tata kelola kelapa sawit berkelanjutan di tingkat petani. SPKS memiliki komitmen untuk mendukung penuh percepatan sertifikasi ISPO petani di Indonesia dan juga mendorong anggotanya masuk dalam sertifikasi RSPO.


Lainnya

Perkembangan Harga TBS

Berita Harga TBS

Agenda

Agenda Lainnya

Link Terkait

Cerita Petani
Selengkapnya